Duo Paket Pelatihan Pertembakauan PTPN X Untuk Petani dan Penyuluh Tembakau Dari Jateng



Pada Selasa 22 November 2022, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah membawa sekira 90 orang petani tembakau dan penyuluh pertanian ke Jember untuk mengikuti Pelatihan Teknologi Budidaya Tembakau di Pusat Penelitian Tembakau Jember PTPN X.

photo

“Kita semua tahu bahwa Provinsi Jawa Timur adalah produsen utama tembakau di Indonesia, sehingga wajar jika Jawa Timur menjadi lumbung tembakau nasional. Produksi tembakau di Jawa Tengah nyaris 50% produksi tembakau Jawa Timur,” ungkap Ir. Maryoto, Penyuluh Pertanian Distanbun Jateng dalam sambutan pembukaannya.

Adanya fluktuasi harga tembakau, sambung Maryoto, serta serapan tembakau yang rendah di pasar  mendorong kami untuk membekali para petani agar dapat meningkatkan mutu tembakau yang dihasilkan serta memberikan wacana tambahan untuk pengolahan limbah tembakau.

Dalam acara kali ini, peserta mendapatkan dua materi dan praktek sekaligus. Yang pertama adalah pelatihan mengenai Kadar Residu Pestisida dan Non Tobacco Related Material (NTRM). Materi dan praktek pelatihan tersebut dimotori oleh salah satu peneliti Puslit Tembakau, yakni Vardianata Yoedistira Virdawan. Untuk mengetahui adanya cemaran tembakau/NTRM, Nana demikian sapaan akrab Vardianata dibantu satu orang tenaga teknis yang bertugas memperagakan ragam dan jumlah tembakau yang terikut dalam tembakau rajangan. 

Yang kedua adalah pelatihan mengenai proses pembuatan salah satu produk diversifikasi tembakau PTPN X, yaitu biobriket. Materi dan praktek pelatihan tersebut dipaparkan oleh Okta Prima Indahsari, inisiator sekaligus yang mengembangkan diversifikasi produk tembakau PTPN X. Dalam praktek pembuatan bioriket yang berbahan baku utama batang tembakau ini, Okta dibantu oleh dua orang tenaga teknis.

Para peserta tampak antusias mengikuti serangkaian acara mulai dari pretest, materi, praktek, dan juga postest. Menurut Vardianata, adanya pretest dan postest ini untuk mengukur daya serap peserta sebelum dan sesudah mendapatkan materi pelatihan. Sedangkan menurut Okta, manfaat lainnya adalah untuk mengetahui kemampuan trainer dalam menyampaikan materi yang diberikan kepada trainee. (Nidya Yuanita_ Puslit Tembakau Jember, Putri_Sekper)